Minggu, 14 April 2013

Tugas Wawancara



TUGAS PAEDAGOGI
WAWANCARA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
AGITA SARA   101301114


 






FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR

                   Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas wawancara ini. Adapun tujuan untuk membuat tugas ini sebagai syarat memenuhi tugas matakuliah Paedagogi.
            Dalam wawancara ini saya mewawancari seorang pengajar yang sudah cukup lama bekerja sebagai seorang pengajar dan menanyakan hal-hal seputaran mengajar kepadanya.
            Dalam tugas ini saya mengucapkan terima kasih kepada seorang pengajar yang telah saya wawancarai, keluarga dan teman-teman yang mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Dan saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni, M.Pd dan Ibu Rr. Lita Hadiati Wulandari, M.Pd., psikologi sebagai dosen pengampuh mata kuliah paedagogi ini.

            Dan saya juga masih menyadari bahwa tugas ini masih kurang sempurna, untuk itu saya memohon maaf dan mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga tugas ini dapat manfaat dan terima kasih.



                                                                                                Medan, April 2013


                                                                                                                     Agita Sara
                                                                                                                    1013011114



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….3
BAB I
          PENDAHULUAN…………………………………………………………...4
BAB II
HASIL WAWANCARA
a. Identitas Guru…………………………………………………………..............10
b. Verbatim Wawancara…………………………………………………..............11
c. Hasil Wawancara……………………………………………………………….16
BAB III
          PEMBAHASAN…………………………………………………………...17
BAB IV
          KESIMPULAN……………………………………………………………19
BAB V
TESTIMONI DAN SARAN………………………………………………20
BAB VI
          DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..21



BAB I
PENDAHULUAN
           Paedagogi atau seni dalam mengajar. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimanapun dan kapanpun, baik itu individual, kelompok ataupun di lembaga-lembaga. Dan seni mengajar itu  dapat terlihat saat berinteraksi dengan murid-murid. Maksudnya berinteraksi dengan murid adalah penyampaian ilmu yang akan diajarkan kepada murid-murid. Sebagai pengajar seharusnya mengetahui dan mengerti dengan apa yang akan di sampaikan kepada murid-murid. Dan cara penyampaiannya pun berbeda-beda, tergantung dari pengajarnya. Dalam hal ini penyampaian seorang pengajar kepada murid-muridnya haruslah mempunyai seni. Agar anak bisa lebih mengerti akan materi dan tidak monoton yang bisa menyebabkan kebosanan dari seorang anak. Banyak orang mengatakan bahwa mengajar adalah ilmu. Bagi mereka, kegiatan belajar harus berbasis dan dipandu oleh ilmu, menekankan aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistemasi komunikasi antara guru dan siswa. Ada juga orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah seni. Mereka berpendapat bahwa mengajar sebenarnya melibatkan intuisi, improvisasi, dan ekspresi. Mengajar melibatkan penilaian artistik yang bergantung pada ilmu pengetahuan. Sangat mungkin cara terbaik untuk berpikir tentang mengajar adalah tidak menyebutnya sebagai seni atau ilmu, melainkan profesi. Jadi mengajar itu adalah ilmu dan penyampaiannya itu dengan seni dan guru adalah profesinya.
            Awalnya kita harus mengerti ilmu apa yang akan kita sampaikan dan dengan cara apa kita mentransformasikannya kepada murid-murid. Dan cara mentransformasikan itulah letak seni mengajarnya. Pembelajaran adalah seni kerjasama, pembelajaran selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang. Hubungan yang dimaksudkan adalah hubungan dua arah, misalnya guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan. Guru memfasilitasi peluang belajar, menata lingkungan edukatif, membangun keaktifan belajar, memotivasi belajar, dan menangkap pikiran dan hati. Murid adalah subjek yang akan diajarkan  yaitu mereka yang menerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh guru untuk pengembangan pikirannya. Ini tidak berarti murid pasif, melainkan murid dituntut untuk aktif.
Bisa kita cerna bahwa mengapa mengajar membutuhkan seni dan ilmu, karena dalam mentransformasikan bahan ajar, diperlukan keahlian, keahlian untuk membuat murid menjadi bermutu melalui pengetahuannya yang di dapat dari pengajar. Membuat mereka menjadi seseorang yang berilmu tentu membutuhkan kerja keras dan cara yang berbeda-beda karena pada dasarnya manusia mempunyai pribadi dan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Suatu cara mengajar kepada satu peserta ajar belum tentu cocok saat diberikan kepada yang lainnya. Karenanya dibutuhkan seni daalm metode mentransformasikannya. Seni kreatif penuh improvisasi untuk membuat suasana kelas tidak datar, sehingga bisa terjalin keterikatan emosi antar semua orang dalam kelas, hingga pengajar dapat memberikan motivasi dan dorongan dengan mudah serta efektif kepada peserta ajar. Begitu pula dengan ilmu, mengapa mengajar merupakan ilmu, karena dalam mengajar dibutuhkan pengetahuan. Dan hal yang kita sampaikan itu adalah ilmu pengetahuan. Baik pengetahuan mengenai ilmu pembelajaran, pengetahuan mengenai peserta didik, hingga pengetahuan mengenai situasi belajar. Maka pada saat terjadi proses pentransformasian bahan pengajran tadi, tidak hanya semata-mata memberikan bahan ajar, tapi bagaimana pengajar dapat mengemasnya dengan seni dan ilmu yang tepat agar sampai tepat sasaran pula kepada murid yang bersangkutan. Pengajar hendaknya merupakan orang berilmu dan dapat menghargai keunikan setiap murid dalam kelasnya. Dikatakan bahwa pengajar berilmu harusnya mencerminkan keterpelajaran, integritas pribadi dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan murid. Dengan demikian diyakini bahwa proses transformasi pengetahuan akan lebih efektif terjadi jika sudah mengerti akan apa yang disampaikan dan cara penyampaiannya.
Keistimewaan adalah suatu kebajikan dan pembelajaran yang sukses bertumpu pada karakter guru serta pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Masyarakat dan sekolah menuntut kehadiran guru yang istimewa, sekaligus member toleransi atas perbedaan masing-masing setiap guru. Dan menjadi seorang pengajar haruslah cerdas. Maksudnya adalah cerdas dalam cara penyampaian, cerdas membaca karakteristik murid, cerdas membaca keadaan dan situasi dan cerdas dalam improvisasi hal pengajaran. Cerdas adalah integritas. Dapat dibagi dalam tiga makna yaitu yang pertama, kejujuran tercermin dari perinsip hidup dan keterusterangan yang layak. Kualitas ini sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Dan dalam menjadi seorang guru ini dituntut karena guru adalah teladan atau contoh buat murid-muridnya bahkan bagi setiap orang. Kedua, integritas berupa kelengkapan atau kesatuan karakter, rasa percaya diri, dan identitas pribadi yang menunjukkan diri sebagai pribadi yang hebat. Dan guru yang berintergritas mampu menunjukkan kepercayaan diri secara benar karena dia punya integritas, belajar mengendalikan ambiguitas, serta membebaskan diri dari tekanan dan pembatasan hidup dan juga berkemampuan mengendalikan siswa. Ketiga, kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan murid dan anak- anak muda harus mampu menikmati antusiasme di tengah-tengah suasana yang berisik dan intens bagi mereka untuk bertumbuh menjadi dewasa. Artinya guru harus memiliki kemampuan berempati, mampu melihat situasi siswa ke dalam situasi dirinya. Dan bisa menjadi pendengar yang komplusif. Tidak mengejek atau meremehkan siswa dan anak muda. Dan guru juga harus lah bisa mengambil pembelajaran dari setiap apa yang terjadi karena hidup ini adalah suatu proses pembelajran juga. Dan guru juga haruslah menjalin hubungan baik dengan siswanya karena dalam proses belajr dan mengajar nantinya hubungan antara pengajar dan murid akan sangat tinggi intensitasnya dan pengaruh kedepannya.

Beberapa contoh yang menggambarkan guru yang baik dan diterima oleh siswanya, yaitu :
1. Mengenali dan mengetahui nama-nama muridnya dan memanggil mereka dengan namanya
2. Menerima salam dari rekan dan muridnya secara menyenangkan
3. Mmampu menyesuaikan diri atau bermain peran pada situasi, kondisi, dan kepentingan yang berbeda, misalnya dalam konseling, member arahan, memandu minat dan hobi siwa atau dalam situasi yang free.
4. Memngingat sesuatu hal yang dikhawatirkan siswa dan menanyakan kembali bagaimana perkembangannya.
5. Menolak gerakan sarkastik jika melucu atau berkelakar kepada rekan dan siswanya
6. Tidak membiarkan ucapan rekan atau siswanya yang mengarah pada penghinaan yang berbau etnis ataupun seks.
7. Teliti mengikuti dictum
8. Menceritakan kebenaran kepada murid dan rekan dengan mempertimbangkan dimensi waktu dan situasi.
9. Tidak meng-gosip tentang murid atau rekannya kepada orang lain.
10. Jujur dalam setiap hal

Guru yang baik sangat cermat dalam bertutur dan bertindak. Haruslah bersifat kondutif dan bermartabat. Misalnya:
1. Bersihkeras mempertahankan alasan dan meluangkan waktu untuk memberi dan menerima alasan. Menghindari tindakan membuat alasan yang tidak beralasan. Dan sabar.
2. Mengetahui perbedaan antar setiap murid.
3. Menanyakan dan mendengarkan setiap keluhan murid
4. Bisa menempatkan diri
5. Fleksibel dengan pemikiran karena adanya bukti-bukti yang logika
Contoh lain guru yang cerdas dan baik adalah tidak terlambat masuk kelas atau memotong waktu pengajar demi kepentingan pribadi, memberi respon kepada siswa secara cepat,tepat dan akurat, bekerja keras dan cerdas, semua dokumen tertata dan rapi, melayani dengan tepat waktu, mengutamakan formalitas diruang kelas, menunjukkan dan menandakan kejujuran intelektual yang tinggi dan teliti, berdiri atas pemikiran yang jernih dan adil dimanapun berada, mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik siswa, tidak membanding-bandingkan siswa.
Ada juga hal-hal kecil yang harus diperhatikan guru seperti mengharapkan siswa bisa melakukan lebih dari apa yang telah diharapkan siswa, menekankan hal positif, berhati-hati memuji pekerjaan siswa maksudnya memuji siswa boleh saja tapi lebih spesifik agar siswa tidak sombong tapi bisa melakukan hal yang baik untuk berikutnya bahkan lebih baik lagi, berhubungan baik dengan siswa, menunjukkan keramahan secara jujur, dan tidak gampang menyerah.
Paedagogi ini sudah berkembang dan mencapai pada tahap abad ke 21. Maksudnya paedagogi abad 21 adalah adanya progress atau perkembangan dari paedagogi ini. Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk TIK yang melahirkan kemajuan besar dalam pola pembelajran yang mengikuti perubahan jaman. Seni dalam mengajar ini mengikuti perubahan seiring perubahan jaman, karena jaman berkembang dan ilmu pun semakin banyak jadi kita harus bisa peka dan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada misalnya.
Sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, pedagogi termasuk dalam kategori pengetahuan pedagogis formal dan pengetahuan pedagogis vernacular. Pedagogi formal bermakna pedagogis teoritis dan ilmiah, sedangkan pedagogi vernacular merupakan kata lain dari pedagogi praktis. Pedagogi formal atau pedagogi ilmiah merupakan  upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari pedagogi vernacular atau pedagogi praktis. Pedagogi formal atau teoritis didukung pengalaman dasar yang kuat, istimewa dan dibangun atas fondasi kejian empirik selama proses mengajar dan belajar (Moore,2000).



Menurut Carpenter (2001) ada dua fungsi penelitian pedagogis, yaitu
1. Untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran
2. Untuk memungkinkan guru atau pengajar memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi

Bagi guru kekuatan pedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis. Jadi lebih bagaimana penyampaian teoritisnya dengan mengaplikasikannya kepada murid-muridnya. Paedagogi ilmiah ini lebih ke teori-teorinya ataupun ilmu pengetahuannya dan pedagogi praktis ini adalah bagaimana penyampaiannya atau aplikasinya kepada murid agar menjadi praktis dan murid lebih mudah menerimanya. Dihibungkan dengan abad 21 dengan teknologi yang ada, pengaplikasiannya dan penyampaian bisa menggunakan teknologi yang ada. Karena jaman sekarang ini ilmu yang menggunakan teknologi sangat cepat diterima oleh murid-murid.
Dan secara sistematis, progress, ilmu teoritis dan penyampaian atau aplikasinya harusnlah dipikirkan secaran matang dan sistematis. Sesuai dengan struktur yang ada. Mampu mempertimbangkan tujuan pemeberian ilmu dan nilai-nilai yang mendukung, memaksimalkan teori tentang mengajar, mengetahui konsep-konsep yang berbeda dari mengajar, adanya pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran. Juga memahami pengoperasian pedagogi di dalam kelas serta pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian dan teori yang berkaitan dengan pendidikan.
Jika tadi membahas tentang pedagogi abad 21 dan sekarang masuk ke tahap TIK dan fenomena kontemporer. Seorang pengajar harus mempunyai pertanyaan-pertanyaan esensial, maksudnya seorang guru yang efektif harus menghabiskan banyak waktu untuk pertanyaan-pertanyaan strategis yang berkaitan dengan masalah-masalah pedagogis. Misalnya, penilaian kebutuhan seperti kebutuhan pendidika dan materi pembelajaran apa yang akan diberikan. Pertumbuhan professional seperti bagaimana cara meningkatkan  mutu pengajaran di kelas. Mampu menumbuhkan budaya di kelas. Mempunyai strategi daalam menyampaikan agar hasilnya maksimal. Bagaimana guru dapat membuat media pembelajaran di kelas dan apa kegunaannya. Bagaimana cara terbaik dalam pemecahan masalah. Bagaimana guru bisa mengatur semua aspek dan bagaimana penggunaan TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria pedagogi.
Kita juga harus memberikan yang terbaik agar pedaogogi ini berjalan dengan efektif. Dan pedagogi efektif ini bisa dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran, mendorong pemikiran reflektif, meningkatkan revelensi pembelajaran baru, memfasilitasi pembelajran bersama, membuat sambungan ke pembelajaran dan ke pengalaman sebelumnya, cukup memberikan kesempatan untuk belajar dan menyelidiki hubungan antar belajar dan mengajar. Mempunyai pemikiran reflektif dengan seiring berjalannya waktu, kreatifitas dan kemampuan mereka akan berkembang sehingga bisa berfikir kritis dan objektif tentang ide dan informasi yang mereka dapatkan serta kemampuan metakognisinya. Proses pembelajaran itu bisa dilakukan kapan saja dan disini dituntut akan adanya pembelajaran baru, maksudnya guru merangsang mereka dengan rangsangan-rangsangan agar anak mampu mencari tahu tentang hal-hal baru yang baik untuk pengetahuannya serta mendapatkan pembelajaran baru dari setiap apa yang dilakukannya. Pembelajaran juga bisa dilakukan secara bersama-sama dan saling membantu. Adanya koneksi pengalaman dan mempunyai kesempatan belajar yang banyak karena kita mempunyai banyak sekali waktu untuk belajar karena sebenarnya dari setiap apayang terjadi dan apa yang kita lakukan adalah proses dari pembelajaran dan pemikiran serta sikap apa yang seharusnya kita ambil dari pembelajaran tersebut yang akan menghasilkannya.
Perkembangan teknologi sangat pesat terjadi, murid bisa belajar kapanpun dan dimanapun dia mau dengan menggunakan teknologi yang ada. Seperti kemudahan menggapai jaringan internet, murid bisa mengambil ilmu hanya dengan menggunakan internet. Tapi sebagai pengajar kita harus member tahu mereka apa yang seharusnya mereka lakukan dengan internet dan apa yang seharusnya tidak agar mereka tidak salah langkah. Dan dengan pemanfaatan audio-visual, seperti penggunaan infocus juga memberikan rasa ketertarikan pada anak sehingga bisa lebih paham dan mengerti dengan proses pengajaran dan ilmu pengetahuan yang disampaikan.
Terakhir adalah kenikmatan belajar, jika guru sudah memenuhi kreiteria dia atas dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan maka murid akan merasakan bagaimana nikmatnya belajar. Dan karena murid telah merasakan nikmatnya belajar, murid akan lebih cepat menerima dan mencerna apa yang disampaikan karena dia telah merasakan kenikmatan dari penyampaian kita dan pemikirannya akan lebih terbuka untuk menerima pengetahuan yang disampaikan oleh pengajar.
BAB II
WAWANCARA

A. IDENTITAS GURU
                Nama                           :           ESP
            Lulusan                       :           Sastra Inggris dari salah satu Universitas swasta di Medan
            Pengalaman Bekerja    :           13 tahun (2000-sekarang)
Riwayat Bekerja         :           -     Mengajar kelas playgroup (2000-2003)
-          Mengajar Kursus bahasa Inggris semua usia (2000-sekarang)
-          Mengajar Kursus olah vokal semua usia (2000-sekarang)
-          Mengajar Kursus bermain musik semua usia (2000-sekarang)
-          Guru salah satu Sekolah swata TK dan SD (2009-sekarang)
-          Dosen di dalah satu Universitas swasta di Medan (2010-sekarang)
Tempat wawancara     : GBKP Setia Budi
Tanggal wawancara    : 14 April 2013
Waktu wawancara      : 11.00 wib









B. VERBATIM WAWANCARA

Gita     :           Halo kak, selamat hari Minggu, apa kabarnya Hari ini? (bersalaman)
ESP     :           Selamat hari Minggu juga dekku, kabar baik. Kam apa kabar? Bagaimana kuliahndu?
Gita     :           Kabar baik juga kak. Kuliah? Adalah tugas gita mewawancarai guru mengenai pendidikan. Kakak mau nolongin gita?
ESP     :           hahahaha……
Gita     :           Sudah berapa lama kakak ngajar kak?
ESP     :           ih, lama kalipun..
Gita     :           Boleh lah yakan kak? (sambil mengedip-ngedipkan mata)
ESP     :           Dimana kam mau? Sekarang?
Gita     :           Sihiy…. disini aja gimana kak? (ruang dimana pendeta dan pelayan lainnya melakukan persiapan. Ada meja dan kursi tertata rapi ada pendingin ruangan serta tidak ada pengganggu dalam arti keadaan benar-benar tenang dan nyaman).
ESP     :           Boleh…
Gita     :           (menyiapkan buku dan puplen untuk mencatat yang perlu dicatatan dan melihat pertanyaan-pertanyaan yang akan di tanyakan).
                        Oia, sebelumnya nama dan identitas kakak nantinya hanya inisialnya aja kok yang gita cantumkan..
ESP     :           Lanjut…..
Gita     :           Langsung kita mulai ya kak.. Dari mulai kapan kakak memasuki dunia menjadi seorang pengajar?
ESP     :           Dari kakak tamat SMA dek. Itu pada tahun 2000.
Gita     :           Boleh certain dikit gimana ceritanya kak?
ESP     :           Awalnya kakak Cuma suka mengajari orang-orang disekitar kakak. Lalu ada yang memberikan uang sebagai upah. Tapi kakak menolak karena kakak pure mengajarinya tanpa mengharapkan apapun. Dan jika anak yang kakak ajarkan mendapat nilai yang baik itu sudah cukup buat kakak bahkan kakak sering memberikan reward kepada anak yang mendapat nilai baik. Tapi seiring berjalannya waktu semakin banyak orangtua yang kakak kenal ingin anaknya diajarkan oleh kakak di rumah nya masing-masing tapi orang tua ini member syarat harus membayar apa yang telah kakak berikan. Tapi kakak sama skali tidak mematok berapa yang harus diberikan kepada kakak karena kakak juga senang melakukannya. Dan seiring berjalannya waktu kakak jadi mendapat gelar guru les privat. Baik itu tentang pelajaran ataupun seni. Semakin hari kakak semakin enjoy karena sambil kuliah kakak bisa menghasilkan pula dan membayar uang kuliah kakak sendiri, tanpa harus merepoatkan orangtua. Dan setelah tamat kuliah kakak malah mendalami profesi sebagai seorang guru sampai saat ini.
Gita     :           Oh, begitu ya kak. Jadi dengan seiring berjalan waktu dan kakak senang melakukannya makanya sampai saat ini kakak menjadi seorang pengajar? Tidak mau pilih profesi lain gitu kak selain pengajar? Kenapa memilih profesi sebagai pengajar?
ESP     :           Engga, karena profesi sebagai pengajar itu berdampak sangat besar walaupun penghasilannya kecil.hahhaa…
Gita     :           Maksudnya kak?
ESP     :           Dampaknya besar itu maksudnya resikonya yang besar, jika tidak dilakukan secara professional ilmu yang kita punya dan yang kita sampaikan harus tepat sasaran, jika tidak akan menyebabkan kesalah pahaman dan itu menyangkut masa depan murid-murid.
Gita     :           Motivasi apa yang mendasari kakak menjadi seorang pengajar?
ESP     :           hemmm… gini.. Banyak orang mengajar dengan tidak benar sehingga hasilnya pun menjadi tidak benar. Jd motivasi kakak sebagi seorang pengajar adalah ingin mengajar dengan benar agar hasilnya juga benar.
Gita     :           Benar gimana maksudnya kak?
ESP     :           Benar dalam arti apakah penyampaian ilmu pengetahuan yang disampaikan sudah tepat atau belum? Kena sasaran atau tidak? Bagaimana penggunakan alat bantu saat mengajar?apakah yg diajarkan sesuai dgn kurikulum?ada materi tambahan atau apa?karena itu mempengaruhi, bahkan sangat mempengaruhi makanya sebagai seorang pengajar kita harus benar dalm penyampaian karena itu menyangkut masa depan murid yang kita ajarkan. Dan itu tidak mudah. Dan saat kita melihat hasil dari apa yang mereka peroleh ada kepuasan tersendiri yang kita rasakan. Yah, kayak Gita ngajar sekolah minggu juga, kalau salah penyampaiannya bisa-bisa anak sekolah minggunya ga pergi ke gereja lagi.. gituu git, ngerti maksud kakak kan?
Gita     :           hahaha iya kak ngerti-ngerti dan saya merasakannya ketika adik-adik bisa tahu saat gita Tanya tentang materi yang gita sampaikan beberapa minggu lalu mereka masih ingat dan rasanya bangga hahhaaa. Tapi ada beberapa yang tidak rasanya sedikit kecewa tapi gita harus berusaha lebih keras lagi disini kan? Hihiii Oke.. Lanjut, bagaimana pandangan kakak tentang pendidikan?
ESP     :           Pendidikan itu sangat luas git. Seperti halnya pendidikan di Indonesia ya, menurut saya pendidikan di Indonesia ini kurang feksibel. Dalam arti tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan. Tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan dan perubahan jaman. Kurang peka dan kurang mengikuti proses yang udah berkembang. Padahal kan jaman selalu berkembang lebih luas, tapi pendidikan di Indonesia lambat dalam mengikuti perkembangan ini.
Gita     :           Kurang up to date lah ceritanya ya kak?hahaa oia, tadi sebelumnya kakak bilang menggunakan alat bantu yakan? Alat bantu seperti apa yang kakak maksud disini?
ESP     :           Alat bantun seperti gambar, cd, kaset dan lain-lain. Lebih ke audio-visual yah kayak penggunaan infocus, laptop dan teknologi git. Jadi teknologi yang sudah berkembang kita manfaatkan untuk penyampaian. Kan sayang jaman udah canggih tapi tidak dimanfaatkan.
Gita     :           udah tahun 2013 juga yah kak harus mengikuti perubahan jaman. Hem, tadi kan pandangan kakak tentang pendidikan kurang baik karena kurang fkelsibel seperti itu kan kak? Nah, usaha apa saja yang sudah pernah kakak lakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan kak?
ESP     :           Banyak, seperti yang kakak bilang tadi kurang mengikuti jaman dan kakak berusah mengikuti jaman disini seperti penggunaan banyak alat bantu untuk memaksimalkan pemahaman akan konsep yang akan kakak berikan, meminimalisasikan waktu ceramah dengan memaksimalkan waktu diskusi dengan anak2, karena menurut kakak kalau kita kelamaan ceramah maka murid akan bosan. Kan kita mengajar, mengajar supaya mereka mengerti. Jadi bagaimana cara membuat mereka mengertilah yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang pengajar. Lalu kakak juga setelah memeriksa hasil tugas mereka kakak selalu membahasnya kembali di kelas agar mereka mengerti dan lebih paham salah dan benarnya mereka agar mereka bisa memperbaiki kesalahan dan meningkatkan yang sudah benar.
Gita     :           Oh gituuuu trus bagaimana sudut pandang kakak sebagai guru dalam memandang
peserta didik?
ESP     :           Peserta didik itu adalah mereka yang menjadi sebagai penerima konsep yang mereka belum tahu,jadi sangat diharapkan bahwa setelah belajar dan menerima konsep yang pengajar berikan dia menjadi tahu konsep yang tadinya dia tidak tahu menjadi tahu.. Jadi intinya pendidik atau guru itu sebagai media pemberi dan murid itu sebagai penerima.
Gita     :           Oke, makanya tadi di awal kakak bilang harus benar yaa. Trus apa filosofi kakak dalam mengajar?
ESP     :           Mengajar itu pengabdian dan pengorbanan. Kenapa?kayak kakak bilang di awal tadi git penghasilannya kecil tapi dampaknya besar sekali. Karena kita tidak bisa kaya kalo menjalani profesi sebagai guru karena kita lebih banyak berkorban misalnya berkorban materi dan waktu. Serta pengabdian, karena konsep yang sekali diajarkan berdampak sampai selamanya. Dan menurut kakak Guru adalah profesi yang tidak mengenal kata pensiun karena proses pembelajaran itu berlangsung seumur hidup. Setiap detik setiap waktu adalah proses pembelajaran.

Gita     :           Gita juga setuju dengan itu kak J lalu pendekatan apa saja yang sudah kakak lakukan dalam mengajar.
ESP     :           Meminimalisasi waktu berbicara atau ceramah, mendengarkkan dan mengutamanakan pendapat mereka karena dari situ kita bisa mengenal karakter dan pola pikir merka. Jadi kita tahu keluh kesah mereka, apa yang mereka rasakan sehinggakita juga jadi tahu harus berbuat apa. Karena karakteristik setiap orang kan berbeda, jadi salah satu cara pendekatannya ya seperti itu git…
Gita     :           iya kak, karena setiap orang diciptakan berbeda yah..
Pertanyaan terakakhir nih kak hehehe Gimana biasanya cara kakak mengajar?
ESP     :           Kakak tuh ngajar tidak pernah duduk git, kakak selalu berjalan kearah siswa, atau mengelilingi ruangan kelas. Menuntut peran aktif siswa. Penggunaan alat bantu dan metode diskusi juga sering kakak lakukan. Yah karena mengajar itu juga ada seni nyaaa. Biar murid-murid bisa focus dan tidak bosan..
Gita     :           Jadi bukan nyanyi aja yang ada seni nya ya kak, mengajar juga. Contohnya kak?
ESP     :           yah itu tadi git, metodenya ganti-ganti tidak hanya ceramah saja. Trus penggunaan audio-visual  juga. Pokonya cara penyampaian ilmunya harus berseni agar lebih indah dan tepat sasaran. Gituuuuuu……
Gita     :           oh gitu kak. Okedeh.. Jadi adanya seni dalam penyampaian pengajaran itu penting yaa kan kak. Data gita udah lengkap nih kak. Terima Kasih banyak ya kak. Semoga banyak pengajar-pengajar lain yang memberikan sentuhan seni ke dalam pengajarannya. Tuhan berkati kak…
ESP     :           Sama-sama dekku.. Tuhan berkati juga..
(bersalaman lagi…)























C. HASIL WAWANCARA
            Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa ternyata beliau mengerti akan apa tujuan utamanya menjadi seorang pengajar dan beliau mengikuti pergerakan kemajuan jaman walaupun sedikit mengeluhkan perkembangan pendidikan di Indonesia. Dan juga beliau member sentuhan seni saat memberikan pengajaran kepada muridnya. Beliau cukup mengerti dan mengenali murid-muridnya dan apa yang muridnya inginkan. Beliau mempunyai harapan besar untuk perkembangan pendidikan di Indonesia dan Beliau juga tulus menjadi seorang pengajar, bukan karena unsur paksaan. Dan sampai saat ini beliau masih menjadi seorang pengajar bahkan sangat menikmati profesi ini.




















BAB III
PEMBAHASAN

Dilihat dari hasil wawancara diatas jika dilakukan pembahasan dan dikaitkan dengan teori yang ada di buku adalah cukup memenuhi kriteria seorang guru karena beliau berusaha mengenali karakteristik murid-muridnya, berusaha menyatu dan mendekatkan diri dengan muridnya. Beliau juga mengajar dengan tulus dari hati dan tanpa unsur paksaan. Dihubungkan dengan paedagogi atau seni dalam mengajar, beliau mengerti seni dalam mengajar itu harus ada dan beliau juga tahu apa yang harus beliau lakukan saat mengajar dan seni apa yang dimaksudkan. Beliau juga cukup mengikuti perubahan jaman seperti pada teori pedagogi progresif, yaitu kemajuan atau perkembangan akan ilmu  pengetahuan dan teknologi. Beliau juga menggunakan teknologi dalam penyampaian pengajarannya seperti cd, kaset, infocus, audio-visual  dan lain-lain. Beliau juga mendekatkan diri kepada murid-muridnya agar tidak salah langkah karena beliau menyadari ini adalah hal dan tanggung jawab yang sangat besar karena sangat mempengaruhi masa depan murid yang diajarkannya.
Beliau juga termasuk pengajar yang cerdas seperti yang sudah dibahas di pendahuluan tadi bahwa cerdas dalam cara penyampaian, cerdas membaca karakteristik murid, cerdas membaca keadaan dan situasi dan cerdas dalam improvisasi hal pengajaran. Cerdas adalah integritas. Dapat dibagi dalam tiga makna yaitu yang pertama, kejujuran tercermin dari perinsip hidup dan keterusterangan yang layak. Kualitas ini sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Dan dalam menjadi seorang guru ini dituntut karena guru adalah teladan atau contoh buat murid-muridnya bahkan bagi setiap orang. Kedua, integritas berupa kelengkapan atau kesatuan karakter, rasa percaya diri, dan identitas pribadi yang menunjukkan diri sebagai pribadi yang hebat. Dan guru yang berintergritas mampu menunjukkan kepercayaan diri secara benar karena dia punya integritas, belajar mengendalikan ambiguitas, serta membebaskan diri dari tekanan dan pembatasan hidup dan juga berkemampuan mengendalikan siswa. Ketiga, kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan murid dan anak- anak muda harus mampu menikmati antusiasme di tengah-tengah suasana yang berisik dan intens bagi mereka untuk bertumbuh menjadi dewasa. Artinya guru harus memiliki kemampuan berempati, mampu melihat situasi siswa ke dalam situasi dirinya. Dan bisa menjadi pendengar yang komplusif. Tidak mengejek atau meremehkan siswa dan anak muda. Dan dari hasil wawancara tadi kurang lebih beliau ada didalamnya.
            Jika membahas tentang frustasi sepertinya beliau selama tigabelas tahun menjalani profesi sebagai pengajar, beliau belum mencapai tahap frustasi karena beliau sangat  enjoy dan menikmati setiap momennya.
Paedagogi teoritis, ilmu yang diberikan beliau cukup teoritis dan ilmiah dan cara mengaplikasikannya pun cukup bervariasi dan berseni karena beliau cukup memahami bagaimana murid-muridnya dan bagaimana cara penyampaian yang tepat. Begitu juga dengan penggunaan teknologi. Beliau juga memanfaatkan teknologi yang berkembang dan sangat canggih sekarang ini.
Jadi, secara garis besar beliau cukup mengerti apa itu paedagogi apa itu seni dalam mengajar.




















BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil wawancara dan pembahasan dengan teori diatas adalah pendidikan di Indonesia ini kurang baik dan kurang mengikuti perkembangan jaman. Tapi dari apa yang telah dilakukan seorang pengajar yang saya wawancarai cukup memenuhi kriteria seorang pengajar yang bisa tulus menyampaikan materi, berusaha, rela berkorban demi masa depan muridnya, berusaha mengerti akan apa keinginan muridnya, kelebihan dan kekurangannya. Dan juga beliau mengerti bagaimana cara penyampaian materi yang terbaik kepada murid-muridnya dan sadar akan apa yang terjadi jika beliau sampai salah menyampaikan materi, sadar akan apa dampaknya oleh karena itu beliau rela berkorban dan mengabdi demi masa depan yang terbaik buat muridnya. Dan beliau juga merasakan kenikmatan tersendiri saat muridnya memperoleh atau tamat dengan nilai yang sangat baik. Bangga saat muridnya berprestasi karena beliau merasa bahwa beliau berhasil melakukan pekerjaan nya dengan baik karena hasil akhirnya sangat memuaskan.
















BAB V
TESTIMONI DAN SARAN

Menurut saya jika saja semua pengajar mengerti atau menyadari apa itu mengajar mengerti dan menyadari apa itu profesi sebagai pengajar dan menyadari dampak apa yang akan terjadi mungkin pendidikan di Indonesia bisa berkembang pesat dan member perubahan di Indonesia. Sehingga menjadi Negara yang pintarv dan kaya.
Saran saya adalah ada baiknya jika semua pengajar mengetahui atau mencari tau dan mengerti apa itu pedagogi dan apasih sebenarnya yang harus dilakukan seorang pengajar. Bukan hanya sekedar mengajar dan selesai. Jadi lebih mendalami dan lebih menyatu dengan profesinya.
Terima kasih….



































BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan, (2010), Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta