Sabtu, 14 September 2013

Hubungan Teori Kognitif dan Filsafat Konstruktivisme Sosial


Agita Sara                    (101301114)


Teori kognitif membahas mengenai proses belajar pada individu yang diawali dengan proses pencarian informasi, pengingatan, pengelolaan belajar, dan pemecahan masalah. 
Psikologi Gestalt yang merupakanperspektif kognitif awal, memandang perubahan di dalam persepsi sebagai kunci untuk belajar dalam pemecahan masalah. Teori pemrosesan informasi membahas mengenai langkah - langkah dasar yang diambil oleh individu untuk memperoleh, menyandikan, dan mengingat informasi.

Ada tiga poin utama dalam teori kognitif:
  1. Hal yang penting dalam pemrosesan informasi adalah sistem memori yg terorganisir dan pengetahuan sebelumnya.
  2. Pengelolaan info meliputi persepsi, pengkodean, pengkonstruksian makna dan pengambilan kembali dimana informasi mungkin ada di meori jangka panjang.
  3. Pemecahan masalah pada tiap orang berbeda terutama dalam analisis masalah dan cara penyelesaiannya.

Filsafat konstruktivis sosial memiliki tiga keyakinan umum mengenai belajar,yaitu:
  1. Definisi pengetahuan: produk dari setting belajar di kelas atau tempat dimana partisipan berada; produk dari penelitian tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari aktifitas atau kejadian yang menghasilkan produk tersebut (Bredo, 1994; Dewey & Bentley, 1996).
  2. Definisi belajar: kognisi yang dibagi secara sosial yang merupakan proses dari menjadi anggota komunitas praktik belajar yang berkelanjutan (Lave, 1991); interaksi sosial yang mengkonstruksi konteks, pengetahuan, dan makna (Marshall, 1996).
  3. Lokus belajar: tidak terbatas pada pikiran individu(Marshall, 1996); terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan diantara sesama partisipan (Bredo, 1994).
Brdasarkan tiga keyakinan umum diatas mengenai suatu teori belajar, dapat kita simpulkan bahwa dalam teori belajar kognitif sudah mengandung keyakinan filsafat konstruktivis sosial dimana:

  • Teori belajar yang membahas mengenai pencarian informasi, pengingatan, pengelolaan dan pemecahan masalah berdasarkan informasi menjadikan informasi sebagai produk atau hasil dari suatu kegiatan belajar baik dalam setting belajar di kelas maupun dalam setting penelitian dimana informasi tersebut didapatkan.
  • Informasi yang didapatkan dari setting belajar ataupun penelitian tersebut dapat digunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya agar dapat menjadi bagian dari lingkungan tersebut dimana informasi yang mereka miliki dapat memberi makna pada tiap interaksi yang dilakukan oleh individu.
  • Informasi yang didapatkan, diingat serta dikelola dengan baik oleh individu dapat digali kembali dan disebarluaskan atau didistribusikan kepada sesama individu dalam suatu kelompok dimana informasi tersebut menjadi suatu topik yang dapat dibahas dan diteliti lebih lanjut.