“Keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua
variasinya, dan juga harapan, aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya
diakui bahwa perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang
disebut dengan belajar (Gagne, 1985)”
PRINSIP BELAJAR
Manusia melakukan banyak kegiatan yang merupakan hasil dari
belajar. Masalah dalam teori-teori lama yang membahas belajar adalah mereka
tidak menangkap perbedaan kompleksitas aktivitas yang membedakan manusia dengan
spesies lainnya. Gagne (1972,1977a) berpendapat bahwa kunci untuk mengembangkan
teori yang komprehensif adalah memulai dengan analisis berbagai macam kinerja
dan keterampilan yang dilakukan oleh manusia.
A. Asumsi Dasar
Asumsi dasar dari teori Gagne
mendeskripsikan sifat unik dari kegiatan belajar manusia dan definisinya
tentang belajar.
1. Keunikan Hakekat Belajar Manusia
Elemen penting dalam analisis Gagne
adalah kaitan belajar dengan perkembangan, kompleksitas belajar pada manusia,
dan masalah khusus dengan pandangan-pandangan sebelumnya.
Kaitan
Belajar dengan Perkembangan.
Dalam model kesiapan pertumbuhan (model Gesellian), pertumbuhan
tubuh terkait erat dengan pertumbuhan mental. Salah satu pendapat mengatakan
bahwa kemunculan gigi permanen pada anak mengindikasikan usia perkembangan yang
tepat untuk memulai pembelajaran membaca. Akan tetapi menyamakan belajar dengan
pertumbuhan tidaklah tepat, karena faktor utama yang mempengaruhi keduanya
berbeda. Dimana faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan adalah genetik,
sedangkan faktor utama yang mempengaruhi belajar adalah kegiatan-kegiatan di
lingkungan individu itu sendiri.
Kompleksitas
Belajar Manusia
Banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan untuk
berbagai macam situasi. Keterampilan yang kompleks didasarkan pada belajar
sebelumnya. Sebagai contoh, siswa yang belajar menulis paragraf deskriptif akan
menggunakan pengetahuannya tentang penulisan kalimat dan memilih kata.
Masalah
dalam Pandangan Sebelumnya
Ide-ide yang dikemukakan oleh teoritisi awal terkait dengan
situasi spesifik yang berasal dari studi belajar laboratorium, namun mereka
tidak dapat menjelaskan kapasitas manusia untuk mempelajari keterampilan dan
kemampuan yang kompleks.
Beberapa teori berbasis laboratorium memang menjelaskan
subkomponen belajar manusia, namun subketerampilan ini bukan tujuan utama dari
belajar. Contohnya, Model Pavlov mengenai stimulus yang dikondisikan
“menandakan” adanya emosi atau reaksi lain, seperti perasaan nyaman yang
ditimbulkan oleh mainan. Perspektif lain adalah teori Stimulus-Respon (S-R)
dari Thorndike dan Skinner. Contoh dari koneksi S-R adalah bayi belajar
memegang botol minuman, menjangkau dan memegang mainan, dan menggucapkan
sesuatu. Saat anak mendapatkan jumlah koneksi S-R semakin banyak, mereka mulai
membentuk rantai koneksi. Seperti mengancingkan baju sendiri, mengucapkan
ucapan yang runtut.
Psikolog Gestalt juga menjelasknan sifat sesungguhnya dari
belajar. Mereka berpendapat bahwa belajar terjadi ketika subjek melihat
hubungan baru dalam situasi masalah. Akan tetapi, mereka tidak menilai belajar
yang telah dilakukan sebelumnya oleh subjek, yang dapat menjelaskan perilaku
memecahkan masalah.
Pada 1960-an, kecerendungan riset lain memperkenalkan
perspektif baru dalam diskusi belajar. Mereka adalah (a) riset komunikasi, yang
memandang pemelajaran sebagai sistem pemrosesan informasi yang kompleks, (b)
munculnya komputer berkecapatan tinggi, yang diikuti dengan sederet petunjuk
pemrosesan, dan (c) deskripsi yang mengikuti aturan mengenai bagaimana individu
memproses bahasa. Perubahan utama dalam pemikiran belajar yang diawali oleh
perkembangan ini adalah bahwa individu tidak sekedar beraksi terhadap stimuli,
sebaliknya mereka memproses stimulasi yang diterima dari lingkungan. Model ini
tidak membahas hasil spesifik dari belajar, namun konsep bertindak pada stimuli
di lingkungan dalam berbagai cara memberikan implikasi bagi pembelajaran.
2. Definisi Belajar
Analisis Gagne mengidentifikasi persyaratan untuk definisi
belajar yang komprehensif dan deskripsi belajar pada manusia.
Fokus yang memaksakan semua belajar ke dalam satu deskripsi
adalah salah satu kesalahan prinsip belajar sebelumnya. Temuan ini
mengindikasikan bahwa belajar adalah bukan proses tunggal. Riset laboratorium
yang dilakukan oleh psikolog kognitif di awal 1980-an menyebabkan riset itu
menjadi terpaku hanya pada saluran belajar yang sempit. Deskripsi yang memadai
dari belajar manusia harus berlaku untuk berbagai macam aktivitas manusia di
beragam latar dan situasi belajar itu terjadi.
Belajar adalah mekanisme yang membuat individu menjadi
berfungsi sebagai anggota masyarakat secara kompeten. Belajar juga melahirkan
semua keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang didapat oleh
manusia. Dalam pengertian umum belajar merupakan perubahan disposisi
kapabilitas (kemampuan) manusia yang bertahan dalam jangka waktu yang lama dan
bukan hasil dari pertumbuhan. Ketika didefinisikan secara formal, belajar
menghasilkan berbagai disposisi yang dipertahankan yang tercermin dalam
berbagai macam perilaku atau hasil kinerja tertentu, yaitu perbandingan antara
hasil kinerja sebelumnya dengan sesudah pembelajaran. Menurut Gagne,
kapabilitas (kemampuan) ini terdiri dari komponen mental (disposisi yang
dipertahankan) dan komponen perilaku (kinerja). Kedua komponen kapabilitas ini
didapatkan oleh manusia melalui stimulasi dari lingkungan, dan pemrosesan
kognitif yang mengubah stimulus dari lingkungan menjadi kapabilitas baru.
B. Komponen Belajar
Pendekatan Gagne untuk pemahaman belajar pada manusia
berbeda dengan pendekatan sebelumnya, terutama dalam hal keharusan langkah awal
untuk menganalisis keragaman belajar manusia, dan belajar dan pembelajaran
merupakan satu kesatuan yang harus dikembangkan secara beriringan. Kerangka
belajar yang dikembangkan Gagne terdiri atas ragam belajar, kondisi belajar
internal dan kondisi belajar eksternal.
Lima variasi belajar yang
dikemukakan Gagne adalah informasi verbal, keterampilan intelektual,
keterampilan motorik, sikap, dan strategi kognitif. Kelima variasi belajar ini
merepresentasikan hasil belajar yang merupakan kapabilitas.
Informasi
Verbal
Informasi verbal dimulai sejak masa
kanak-kanak awal ketika bayi mulai belajar nama-nama objek, hewan, dan
peristiwa. Berlanjut disepanjang hayat saat mereka belajar tentang dunia
sekitar. Karakteristik esensial dari informasi verbal yaitu dapat ditulis atau
dikatakan (diverbalkan), dan beberapa kata dari informasi verbal memiliki makna
bagi individual.
Kapabilitas yang ditunjukkan antara
lain label dan fakta, prosa atau puisi yang terkait secara bermakna, dan isi
informasi yang tertata. Informasi verbal juga merupakan pengetahuan deklaratif,
yang menyiratkan kemampuan untuk mengumumkan atau menyatakan sesuatu.
Informasi verbal mengacu pada
memilih teks yang terkoneksi secara bermakna, dan mengorganisasikan
bagian-bagian informasi. Hasil dari informasi verbal adalah menyatakan informasi.
Keterampilan
Intelektual
Yang termasuk dalam keterampilan
intelektual adalah membedakan, mengombinasikan, menabulasikan,
mengklasifikasikan, mengaalisis, dan mengkuantifikasikan objek, kejadian, dan
simbol-simbol lain. Contohnya, menerjemahkan ton menjadi kilogram. Yang juga
termasuk dalam keterampilan intelektual adalah aplikasi kaidah yang mengatur
aktivitas bicara, menulis dan membaca, dan dalam matematika biasanya
menggunakan aturan perhitungan dan memecahkan masalah soal cerita. Keterampilan
intelektual sering dijumpai dalam beberapa jenis pekerjaan mulai dari perawat
hingga programer komputer. Ketermapilan ini merupakan kapabilitas yang membuat
manusia berfungsi secara kompeten dalam masyarakat.
Informasi verbal dan keterampilan
intelektual merupakan dua kategori yang saling ketergantungan, namun keduanya
memiliki pembeda. Keterampilan intelektual tidak dapat di pelajari hanya dengan
mendengar atau mencari informasi. Sebaliknya seseorang merespons situasi dengan
memanipulasi simbol dengan berbagai macam cara. Karakteristik unik lainnya
adalah, keterampilan intelektual terdiri dari empat keterampilan lain yaitu:
· Belajar diskriminasi, merupakan merespon secara berbeda pada
karakteristik yang membedakan objek.
Contohnya, membedakan gambar segitiga tertutup dengan
geometris lainnya.
· Belajar konsep konkret dan definisi, merupakan
mengidentifikasi objek atau kegiatan sebagai anggota dari satu kelompok konsep,
belajar melalui pertemuan langsung dengan contoh konkret.
Contohnya, mengidentifikasi berbagai bentuk segitiga dari
segitiga yang tinggi sampai yang lebar.
· Belajar kaidah atau aturan, merupakan merespon satu kelompok
situasi dengan kelompok kinerja yang berkaitan.
Contohnya, menjawab 5 x (2 + 3) dengan menjumlahkan (5 x 2)
+ (5 x 3)
· Belajar pemecahan masalah, merupakan memecahkan masalah
dengan mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Contohnya, untuk mencari FPB dari 15 dan 30 harus mengetahui
dan mengaplikasikan pemfaktoran atau faktorisasi prima dari 15 dan 30.
Strategi
Kognitif
Keterampilan Intelektual membentuk
struktur dasar untuk belajar. Setelah siswa berhasil dalam belajar informasi
verbal dan keterampilan intelektual, siswa akan mulai mengembangkan cara untuk
mengatur sendiri proses mental mereka yang diasosiasikan dengan belajar. Secara
spesifik, strategi kognitif merupakan belajar bagaimana cara belajar, cara
mengingat, dan cara menjalankan pemikiran reflektif dan analitis yang dapat
melahirkan lebih banyak kegiatan belajar lagi.
Berbeda dengan informasi verbal dan
keterampilan intelektual, yang beroperasi dengan konten tertentu, objek
strategi kognitif adalah proses pemikiran individu yang belajar itu sendiri.
Strtaegi kognitif yang membantu siswa dalam mengelola belajar dan pengingatan
antara lain mencitrakan suatu kata yang hendak dipelajari, menggarisbawahi
kalimat penting, mengecek pemahaman dengan mengerjakan soal latihan.
Strategi kognitif juga membantu
individu untuk mengelola pemikiran mereka dengan membantu mereka menentukan
kapan dan bagaimana menggunakan informasi verbal dan keterampilan intelektual.
Arti penting dari startegi kognif diilustrasikan dalam riset tenntang siswa
yang lemah pada salah satu mata pelajaran. Siswa ini secara khusus membutuhkan
latihan strategi yang intensif. Siswa dengan prestasi rendah cenderung
menggunakan memorisasi tanpa pendalaman dan strategi yang tidak efisien
lainnya. Mereka gagal mengorganisasikan belajar mereka dan cenderung melewati
materi yang tidak dimengerti.
Keterampilan
Motorik
Pada tingkatan tertentu semua
kinerja adalah motorik atau gerakan karena membutuhkan beberapa jenis tindakan.
Siswa munggik menggunakan tangan dan jarinya untuk menggunakan pensil sehingga
dia dapat menulis jawaban soal 5 x 8. Akan tetapi tindakan ini adalah
demonstaris keterampilan intelektual, bukan keterampilan motorik. Karena
keterampilan motorik tidak dapat ditentukan dengan sekedar mengamati beberapa
kinerja gerak yang nyata. Dalam kasus soal perkalian, siswa sudah tahu cara
menulis angka, focus tugasnya adalah menunjukkan keterampilan intelektual.
Tentu saja sebelumnya anak harus belajar keterampilan motorik yang memungkinkan
untuk menulis jawaban. Meskipun demikian, keterampilan motorik yang baru
dipelajari bergantung pada pengenalan bahwa suatu kinerja motorik tidak ada
sebelum belajar. Contohnya melempar bola, membuat simpul tali, melakukan serve
dalam permainan tenis.
Karakteristik dari keterampilan
motorik adalah persyaratan untu mengembangkan kelancaran tindakan, ketepatan,
dan pengaturan waktu, dan hanya dapat diperoleh melalui pengulangan gerakan
yang tepat. Sehingga menuntut latihan gerakan secara berkelanjutan.
Dalam belajar keterampilan motorik
ada tiga fase yaitu belajar tahap-tahap gerakan dalam keterampilan dan pelaksanaan
rutin, menyesuaikan bagian-bagian dari keterampilan secara keseluruhan melalui
latihan, dan memperbaiki pengaturan waktu dan kelancaran kinerja melalui
latihan terus menerus. Fase ini secara otomatis akan menimbulkan keterampilan,
sehingga ia dapat menentukan tindakan yang mungkin dapat mengganggu. Ketika
belajar keterampilan telah selesai, seseorang mampu untuk merespon isyarat
kinestetik yang menandai perbedaan antara tindakan yang tepat dilakukan dan
yang bebas dari kesalahan.
Sikap
Sikap adalah keadaan yang
memengaruhi atau mengatur perilaku namun tidak secara langsung menentukan
tindakan. Sikap hanya menyebabkan kemungkinan dilakukannya suatu tindakan.
Memberitahu siswa tentang apa yang
akan mereka pelajari dapat merupakan aspek efektif dalam pembelajaran tertentu.
Namun upaya untuk membangun sikap dengan ajakan logis atau emosional yang
persuasif tidaklah efektif. Contohnya, membaca pesan tertulis seperti “Jauhi
Narkoba!” tidak akan memengaruhi sikap pemelajar.
Sikap pada umumnya dideskripsikan
terdiri dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan behavioral. Kognitif yaitu
yang mengekspresikan kaitan seperti “bertambahnya jumlah penduduk meningkatkan
jumlah penangguran di Indonesia”. Aspek kedua yaitu afektif adalah perasaan
yang mengiringi keyakinan kognitif. Aspek behavioral berkaitan dengan kesiapan
untuk bertindak.
Berbagai institusi masyarakat,
seperti sekolah tertarik untuk engembangkan sikap siswa. Sekolah biasanya
menekankan sikap seperti menghormati orang lain, mematuhi aturan, dan
bertanggung jawab atas tindakannya. Namun medium yang paling memengaruhi sikap
adalah televisi. Acara televisi yang beraneka ragam menghasilkan dan memperkuat
sikap terhadap beberapa aspek kehidupan sehar-hari.
Untuk dapat memperoleh dan menguasai
kelima kategori kapabilitas tersebut dengan sebaik-baiknya ada sejumlah kondisi
yang perlu diperhatikan oleh para pendidik. Ada kondisi belajar internal, yang
timbul dari memori peserta didik sebagai hasil dari belajar sebelumnya, dan ada
sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari peserta didik. Kondisi eksternal ini
bila diatur dan dikelola dengan baik merupakan usaha untuk membelajarkan.
Misalnya pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar.
C. Hakikat Belajar yang Kompleks
Analisis belajar Gagne mencakup dua
organisasi kapabilitas yang merepresentasikan hasil belajar yang kompleks,
yaitu prosedur dan hierarki belajar.
1. Prosedur
Sebuah prosedur adalah seperangkat
tindakan yang harus dilakukan sesuai urutan atau secara langkah demi lanngkah,
dan organisasi keterampilan yang mencakup keterampilan motorik/gerak dan
keterampilan intelektual. Mempelajari prosedur melibatkan belajar melakukan
keterampilan motorik deskret dan mempelajari aturan dan konsep yang penting.
2. Hierarki Belajar
Hierarki belajar merupakan
urutan-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik agar dapat
mempelajari hal-hal yang paling sulit atau lebih kompleks. Misalnya, satu
standar kompetensi diajarkan mendahului standar kompetensi lainnya. Pada dasarnya,
pengetahuan yang lebih sederhana harus dikuasai terlebih dahulu dengan baik
agar ia dapat dengan mudah mempelajari pengetahuan yang lebih kompleks.
Penentuan tersebut didasarkan pada pengetahuan apa yang lebih dahulu harus
dikuasai siswa agar ia berhasil.
2.2. Prinsip Pembelajaran Robert Gagne
Robert Gagne memberi kerangka pada analisis kondisi belajar
yang memengaruhi belajar manusia dari perspektif pengidentifikasian
faktor-faktor yang dapat memberi perbedaan dalam pembelajaran. Akibatnya, peralihan
dari prinsip belajar secara teoretis ke dalam prinsip pembelajaran tidak
membutuhkan penerjemahan. Menurut asumsi Gagne, pembelajaran di kelas mencakup
sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran.
Desain pembelajaran yang dimaksud adalah untuk menangani semua kejadian yang
mungkin mempengaruhi belajar individual. Prinsip Gagne untuk desain dan
pengembangan pembelajaran adalah bagian dari upaya yang lebih besar yang
dikenal sebagai desain sistem. Lima asumsi yang mendukung rekomendasi Gagne
untuk desain pembelajaran yakni sebagai berikut
Asumsi
|
Alasan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dalam
buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang
dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of
the objectives) : memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa
setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating
recall or prior learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang
telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
: menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner
guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur
berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting
performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari
atau penguasaannya terhadap materi.
7. Memberikan balikan (providing feedback) :
memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
:memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai
tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing
retention and transfer): merangsang kamampuan mengingat-ingat dan
mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan
apa yang telah dipelajari.
2.3. Aplikasi Kondisi Belajar Robert Gagne dalam Pembelajaran
Aplikasi penerapan teori belajar Gagne erat kaitannya dengan
fase fase belajar dan Sembilan peristiwa pembelajaran yang ditemukan oleh
Gagne. Gagne menemukan teori teorinya bukan melalui suatu proses penemuan atau
penerimaan seperti yang silakukan oleh ahli ahli lainyanya namun, menurutnya
yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah kualitas, penetapan (daya
guna), dan kegunaan belajar.
Hubungan antara fase-fase belajar dan Sembilan peristiwa pembelajaran dapat kita cermati melalui diagram di bawah ini :
Proses
Belajar
|
Peristiwa
Pembelajaran
|
Perhatian
|
Member perhatian
|
Pengharapan
|
Menjelaskan tujuan belajar pada
siswa
|
Membangkitkan Ingatan
|
Merangsang ingatan
|
Persepsi Seleksi
|
Menyajikan materi perangsang
|
Penyimpanan dalam Memory Jangka
Panjang
|
Memberikan bimbingan belajar
|
Respon
|
Keterampilan kemampuan
|
Reinforcement
|
Member umpan balik
Menilai kemampuan
|
Retrival
|
Meningkatkan retensi dan transfer
|
Dari diagram diatas kita sudah bisa melihat secara jelas
hubungan antara fase-fase belajar dan Sembilan peristiwa pembelajaran yang
dikemukakan oleh Gagne. Sembilan peristiwa pembelajaran ini merupakan contoh
aktifitas – aktifitas belajar yang menurut Gagne perlu diterapkan dan dapat di
jadikan menjadi model pembelajaran yang semata bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Isu
Kelas
Pendekatan Gagne untuk analisis belajar semuanya berasal
dari perspektif kebutuhan pembelajaran. Akibatnya karyanya membahas beberapa
isu penting dalam kelas.
Karakteristik
Pemelajar
Perbedaan individual, kesiapan, dan motivasi adalah
factor-faktor penting dan berperan dalam merancng pembelajaran unutk guru
kelas. Isu isu ini ada hubungan dan kaitannya dengan rancangan pembelajaran dan
penyampaian pembelajaran.
·
Perbedaan Individual
Efektifitas pembelajaran di
pengaruhi oleh beberapa macam perbedaan individual antar siswa. Metode
mengompensasi perbedaan individual di dalam pemberian pembelajaran antara lain
adalah pembelajaran kelompok kecil, tutorial, belajar independent, dan sistem
pembelajaran yang diindividualisasikan. Keunggulan dari sistem yang diindividualisasikan
adalah karena sistem tersebut merupakan cara pembelajaran dengan menyesuaikan
pembelajaran kepada siswa secara individual mungkin didalam kelompok kelas yang
terdiri dari 25 orang atau lebih.
·
Motivasi
Motivasi sangatlah diperlikan dalam
proses belajar anak dimana motivasi dapat berperan penting dalam meningkatkan
hasis belajar anak tersebut. Motivasi mempunyai hubungan yang sama pentingnya
dengan penguatan. Ini dapat kita katakan bahwa penguatan merupakan sumber
motivasi utama siswa. namun ingatlah teori belajar skinner yang mengharuskan
kita membrikan penguatan yang positif terhadap siswa atau peserta didik kita.
Sehingga dengan adanya penguatan positif siswa dapat tergerak untuk bisa
belajar dengan baik terlebih dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam
tutugas pembelajarannya.
Proses
kognitif dan pembelajaran
Gagne membuat suatu analisis dimana ia mencari factor factor yang membuat
perbedaan dalam pembelajaran. Gagne menemukan bahwa transfer belajar, kemampuan
swamanajemen siswa, dan pengajaran pemecahan masalah adalah bagian-bagian yang
berperan di dalam pembelajaran.
·
Transfer Belajar
Konsep transfer belajar adalah inti
dari model belajar komulatif Gagne. Model pembelajaran komulatif ini memberikan
kontribusi pada upaya mempelajari keterampilan urutan yang lebih tinggi dimana
dapat kita ambil contoh mengajarkan pengurangan dan penjumlahan kemudian
meningkat pada pembelajaran perkalian dan pembagian. Dalam penelitiannya Gagne
menemukan bahwa dengan meningkatkan kemampuan cara belajar siswa yang
membangkitkan potensi mereka adalah masalah paling menantang dalam dunia
pendidikan.
·
Pengajaran Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan suatu masalah pasti
yang harus dicari adalah penciptaan solusi dari masalah tersebut. Yang di
butuhkan oleh siswa adalah ingatan yang baik dan aplikasi dari masing-masing
hal yang telah di pelajari sebelumnya. Dalam pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa adalah a) siswa telah menguasai aturan yang di perlukan b) situasi
masalah yang belum pernah ditemui pemelajar disajikan pada mereka c) pedoman
informasi yang diberikan pada siswa. pemecahan masalah tercakup di keterampilan
intelektual dimana siswa mensiptakan solusi dari hal hal yang telah dipelajari
sebelumnya.
Implikasi
Untuk Asesmen
Kapasitas orang untuk belajar memungkinkan diperolehnya berbagai pola tingkah
laku yang hampir mirip. Berdasarkan pandangan tentang belajar ini gagne
mengemukakan lima ragam belajar yang terjadi pada manusia yaitu informasi
verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.
Bermacam macam ragam belajar ini membutuhkan kebutuhan yang berbeda-beda.
Informasi verbal membutuhkan pertanyaan dan dapat dinilia dengan soal jawaban
pendek untuk definisi atau menulis paragraph pendek mengenai informasi yang
diringkas. Keterampilan intelektual membutuhkan gambar sebagai penerang dari
pertanyaan yang diberikan. Keterampilan motorik membutuhkan observasi kepada
siswa entah itu melalui penilaian langsung ataupun dengan menggunakan rekaman
video begitu juga mengenai sikap dan siasat kognitif pasti memerlukuan
kebutuhan yang berbeda di setiap pelaksanaan ragam belajarnya.
Kaitan
dengan Perspektif Lain
Kondisi belajar Gagne merupakan jembatan antara fokus pengkondisian berpenguat
prilaku dan pendekatan kognitif untuk belajar. Sebagai pengkondisian berpenguat
urutan pembelajaran dalam kondisi belajar dipandu dan dikelola oleh guru dan
bergerak kearah hasil yang ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Mengembangkan
Strategi Kelas
Menurut kurikulum yang berlaku
perancangan pembelajaran di kelas adalah salah satu komponen dari proses
keseluruhan yang mencakup baik itu kuikulum ataupun pembelajaran. Oleh sebab
itu proses pembelajaran sebaiknya dimulai terlebih dahulu dengan perancangan
kurikulum dan peringkat mata pelajaran.
Model
Perancangan Sistem
Cici ciri model sistem untuk merancang pembelajaran ada tiga yang pertama,
pembelajaran dirancang untuk tujuan dan sasaran yang jelas. Kedua, pengembangan
pembelajaran menggunakan media dan teknologi pengembangan lain. Ketiga, uji
coba, revisi, dan pengujian lapangan merupakan suatu susuanan yang harus
dilewati dalam merancang sistem pembelajaran.
Model sistem yang dirancang oleh Gagne dan Brings (1979)
mencakup semua tahap pada rancangan kurikulum dan pembelajaran. Model ini juga
melibatkan pengembangan sasaran akhir pelajaran, tujuan kinerja khusus,
kegiatan pembelajaran, pemilihan media, dan pengujian lapangan atas produk
finalnya.
Salah
satu ciri penting dari model ini adalah ia menempatkan pengembangan pelajaran
didalam konteks rancangan kurikulum keseluruhan. Kaitan antara belajar pada
tingkat pembelajaran dan pelajaran diilustrasikan dengan tujuan berikut ini :
1.
Tujuan Pelajaran : Siswa dapat
menganalisis secara kritis tujuan dan situasi dalam sistem pengadilan,
pemerintah, ekonomi dan politik suatu Negara, yang sesuai dengan fakta Negara
tersebut.
2.
Tujuan unit : Siswa dapat menunjukkan
hubungan antara sistem politik dengan ekonomi.
3.
Subketerampilan Spesifik : Siswa
dapat membedakan dan mengelompokkna sisten politik dan ekonomi.
Istilah evaluasi formatif mengacu pada uji coba materi
dengan sekelompok siswa kecil. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagian mana
dalam pembelajaran yang tidak efektif dan perlu direvisi. Setelah revisi
dilakukan pengujian akan dilakukan pada kelompok yang lebih besar. Evaluasi ini
memastikan tujuan yang akan dicapai oleh pembelajaran dan mengidentifikasi
populasi mana yang efektif untuk materi itu.
Merancang
Pelajaran
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukn untuk merancang pelajaran
dalam suatu sistem :
Langkah
1 : Menulis atau memilih tujuan
1 Menentukan gabungan keterampilan yang akan di pelajari di akhir pelajaran
2 Menentukan keterampilan keterampilan yang terkait dengan keteramplan pada tujuan akhir pelajaran
3 Menentukan keterampilan pendukung yang digunakan sebagai alat untuk menguasai keterampilan utama
4 Memiih kata kerja yang tepat untuk keterampilan yang akan diajarkan dan menulisnya dalam bentuk tujuan kegiatan atau tujuan pembelajaran
1 Menentukan gabungan keterampilan yang akan di pelajari di akhir pelajaran
2 Menentukan keterampilan keterampilan yang terkait dengan keteramplan pada tujuan akhir pelajaran
3 Menentukan keterampilan pendukung yang digunakan sebagai alat untuk menguasai keterampilan utama
4 Memiih kata kerja yang tepat untuk keterampilan yang akan diajarkan dan menulisnya dalam bentuk tujuan kegiatan atau tujuan pembelajaran
Langkah 2 : Memilih kegiatan pembelajaran untuk masing-masing tujuan kerja
1
Mengidentifikasi variasi belajar untuk masing-masing tujuan
2 Mengidentifikasi keterampilan awal dan karakteristik tertentu dari kelompok yang diajarkan
3 Memilih kegiatan belajar untuk memenuhi kondisi belajar yang unik
2 Mengidentifikasi keterampilan awal dan karakteristik tertentu dari kelompok yang diajarkan
3 Memilih kegiatan belajar untuk memenuhi kondisi belajar yang unik
Langkah 3 : Memilih media untuk kegiatan pembelajaran
1. Mengidentifikasi beberapa media yang memenuhi syarat pembelajaran
2 Mengeliminasi media yang tidak sesuai dengan usia atau level dari siswa
3 Memutuskan media akhir yang digunakan berdasarkan biaya, besar kelompok, dan kemudahan implementasi
1. Mengidentifikasi beberapa media yang memenuhi syarat pembelajaran
2 Mengeliminasi media yang tidak sesuai dengan usia atau level dari siswa
3 Memutuskan media akhir yang digunakan berdasarkan biaya, besar kelompok, dan kemudahan implementasi
Langkah 4 : Mengevaluasi kemampuan siswa
1 Menulis empat samapai depalan soal per tujuan
2 Mengumpulkan soal tersebut dalam satu tes diperiksa panjang dan kesulitannya
Contoh
Kelas
Pelajaran dalam tabel II adalah
contoh pembelajaran yang dirancang untuk memahami gagagsan utama. Pelajaran
didasarkan pada konsep yang telah di pelajari sebelumnya. Pembelajaran ini
mengilustrasikan penggunaan Sembilan kegiatan pembelajaran dalam aktivitas
kelas spesifik.
Langkah 4 menghadirkan ciri stimulus yang berbeda, informasi ini diaplikasikan
pertama oleh guru kemudian oleh siswa dalam rangka mengidentifikasi contoh
contoh konsep yanga ada.
Penggunaan permainan dalam langkah 5 memberi kesempatan pada anak unutk mencoba
keterampilan baru mereka sebelum dilakukan pembelajaran lebih lanjut ataupun
tes. Jadi dapat dikatakan bahwa permainan pada langkah 5 digunakan sebagai
umpan balik untuk menguji kemampuan siswa.
Ketiatan pembelajaran pada langkah 5,6, dan 7 di ulang agar anak merasakan
pengalaman yang nantinya akan dikuatkan kembali agar siswa mendapatkan petunjuk
tambahan untuk mengingat di waktu mendatang.
Ulasan
Teori
Gestalt mengembangkan penjelasan
tentang proses belajar didalam laboratorium. Sebaliknya Gagne menemukan
terlebih dahulu ciri-ciri atau ragam belajar manusia dan kemudian menyusus
suatu sistem yang sesuai dengan ragam belajar tersebut.
Analisis Gagne menemukan lima ragam belajar yang berbeda satu dengan yang lain.
Kelima ragam itu adalah informasi verbal, keterampilan intelektual,
keterampilan motorik, sikap, dan strategi kognitif. Selain itu keterampilan
intelektual menyangkut empat keterampilan yang merupakan suatu proses nbeljara
yang membentuk hirarki dari jenjang yang sedang ke jenjang yang lebih tinggi.
Keterampilan yang dipelajari : siswa
dapat mengidentifikasi pernyataan yang merupakan gagasan pokok dalam bahan
bacaan pendek (untuk siswa kelas empat dan lima)
Kegitan
Pembelajaran
|
Medium
Pembelajaran
|
Aktivitas
di Kelas
|
1. Menarik Perhatian
|
Komunikasi oleh guru
|
Guru meminta siswa menyebutkan
acara TV atau cerita yang mereka gemari.
|
2. Memberikan informasi tujuan pembelajaran kepada siswa
|
Komunikasi oleh guru
|
Guru bertanya pada siswa apakah
mereka tau cara menceritakan cerita tersebut kepada orang lain. Guru
menjelaskan bahwa mereka akan menemukan gagasan pokok cerita sehingga mereka
dapat menceritakan cerita tersebut kepada orang lain.
|
3. Menstimulasi ingatan atas hal-hal yang telah dipelajari
|
Komunikasi oleh guru
|
Siswa diminta untuk mengingat
tentang isi cerita.
|
4. Menyajikan stimulus secara jelas
|
Transparansi dan komunikasi oleh
guru
|
Guru menjelaskan gagasan utama
suatu cerita dengan mengambil sebuah contoh cerita. Dan menjalaskan mengapa
hal tersebut merupakan gagasan utama.
|
5. Memberi bimbingan belajar
|
Diskusi kelompok
Permainan akademik
|
Guru menyajikan pertanyaan pada
siswa untuk berdiskusi.
Sesuaikan dengan media bila ada
gunakan media dengan permainan kuis misalnya dengan dibacakan sebuah cerita
singkat dan siswa dituntut untuk mencari ide pokok dari cerita tersebut.
|
6. Memunculkan kinerja
|
Bahan Cetak
|
Anak diberikan pilihan yang
mengandung gagasan pokok untuk dipilih.
Contoh : Film timun mas
Pilihan gagasan pokok :
a. Timun mas membuat raksasa mati
b. Timun mas selalu hidup bahagia.
c. Timun mas dengan kegigihannya
dapat mengalahkan raksasa jahat yang ingin memakannya.
|
7. Memberi tanggapan atau umpan balik
|
Diskusi kelompok dan komunikasi
guru
|
Kelas membahas jawaban
|
8. Peforma / Respon
|
Materi cetak
|
Anak anak diberi beberapa bacaan
pendek yang mengandung gagasan pokok dan mereka merumuskan kalimat yang
menyatakan keseluruhan cerita.
|
9. Memberikan penguatan
|
Anak diberikan penguatan saat
mereka berani untuk mngutarakan apa yang mereka pikirkan dan juga pada saat
mereka dapat menjawab pertanyaan maupun masalah yang mereka temui dalam
pembelajaran.
|
Prinsip belajar Gagne berbeda dengan prinsip-prinsip dari
teoritisi sebelumnya yang menemukan prinsip belajar melalui studi belajar
laboratorium. Gagne lebih memusatkan perhatiannya pada kompleksitas belajar
manusia yang memiliki keunikan yang membedakannya dengan spesies yang lain.
Belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses yang bersifat internal bagi
setiap individu sebagai hasil dari transformasi rangsangan yang berasal dari
peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan. Bertolak dari
define belajar tersebut, Gagne mengungkapkan bahwa dalam belajar terdapat
komponen kondisi belajar internal dan eksternal yang mengalami interaksi akan
menghasilkan suatu kapabilitas (kemampuan) sebagai hasil belajar. Ada lima
kriteria hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,
strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Menurut asumsi Gagne, pembelajaran
di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai
desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dimaksud adalah untuk menangani
semua kejadian yang mungkin mempengaruhi belajar individual. Dalam buku
Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat
dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu: Menarik perhatian (gaining
attention), menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the
objectives), mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating
recall or prior learning), menyampaikan materi pelajaran (presenting the
stimulus), memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
: memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa
agar memiliki pemahaman yang lebih baik, memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting
performance), memberikan balikan (providing feedback), menilai hasil
belajar (assessing performance) dan Memperkuat retensi dan transfer
belajar.
Aplikasi pembelajaran Gagne bertitik tumpu pada variasi tau ragam belajar yang
ditemukannya. Dalam aplikasi pmbelajarannya Gagne menguraikan beberapa hal, (a)
isu kelas, dimana isu kelas ini merukapan sebuah persiapan bagi siswa
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kesiapan mental dan
juga pemberian motivasi dalam belajar; (b) mengembangkan strategi kelas,
pengembangan strategi kelas ini mengulas tentang model perancangan system dan
langkah-langkah dalam merangcang pembelajaran yang tentunya merupakan suatu hal
yang harus dikuasai oleh seorang pendidik; (c) contoh kelas, contoh kelas
merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa terbagi dalam
Sembilan peristiwa pembelajaran yang ditemukan oleh Gagne; (d) ulasan teori,
Pavlof, Skinner, dan Gestalt mengembangkan teorinya dalam laboratorium, namun
Gagne menemukan ragam belajar manusia yang kemudian di aplikasikannya dalam
teori pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar