Senin, 07 Oktober 2013

Teori-teori Belajar Awal



Di setiap masa, sains adalah hal-hal dihasilkan oleh riset, dan riset tidak lain adalah metode efektif yang telah ditemukan dan sesuai jamannya. Setiap langkah dalam kemajuan sains atau ilmu pengetahuan akan bergantung pada langkah sebelumnya, dan proses ini tidak bisa dipercepat hanya dengan berharap. ( Boring, 1930)

            Seperti yang telah kita ketahui bagaimana penelitian dan percobaan-percobaan para psikolog tentang pengkondisian klasik ini, bagaimana ada stimulus lalu ada respon. Begitu jugalah halnya belajar. Secara sadar atau tidak sadarnya kita dengan kita melakukan proses belajar dari stimulus yang kita terima sehingga kita harus berespon apa. Karena stimulus yang kita terima berulang-ulang dan kita bisa berespon bagaimana seharusnya merespon stimulus tersebut. Seperti kita waktu masih kecil diajarkan untuk berjalan, berbicara, makan dan sebagainya. Orangtualah yang memberikan stimulus kepada kita dan semakin sering stimulus diberikan maka semakin bisa juga kita harus berbuat apa (respon).
            Di awal abad ke-20, disiplin psikologi yang baru terbentuk sedang mencari arah dan fokus. Studi Watson tentang perilaku dengan tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respon menjadi perspektif dominan. Asumsi utama behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen paling sederhana dari perilaku, dan proses belajar adalah perubahan behavioral.
Anak kecil juga cepat belajar dari apa yang mereka lihat, maka ada baiknya kita bersikap yang positif pada saat didepan anak kecil karena mereka akan mengamati kita dan ada peluang dia meniru apa yang kita lakukan. Hal buruk atau hal baik dia belum tentu tahu, tapi yang dia tahu kita berbuat seperti itu dan dia mengamatinya lalu dia melakukan hal itu. Elemen paling sederhana dari perilaku kitalah yang diamati oleh anak dan dipelajarinya lalu dilakukannya. Setiap perubahan dan setiap perilaku dari si anak adalah proses pembelajaran yang sedang dia alami.
Teori emosi. Watson mengidentifikasikan tiga reaksi emosional bayi yang bersifat naluriah. Artinya itu terjadi secara alami, yaitu cinta, marah, dan takut. Kembali kepada percobaan-percobaan penelitian yan menghasilkan bahwa tiga reaksi tersebut adalah alamiah dari bayi.
Pengkondisian Klasik di Ruang Kelas. Langkah penting dalam pengembangan apresiasi literatur, seni, sains, dan mata pelajaran lainnya adalah mengasosiasikan pengalaman masa lalu siswa dengan reaksi positif (Estes, 1989). Akan tetapi, masalahnya adalah reaksi emosional negatif mungkin melekat pada bebrapa situasi yang sama dan menyebabkan perilaku penghindaran seperti apati dan tidak memperhatikan. Mungkin ini sering kita alami di kelas yang sedang berlangusng. Dosen meminta agar kita ikut aktif dalam materi pembelajaran yang sedang berlangsung, tapi karena pengalaman masalalu atau dulunya kita lebih sering pasif dan jarang merespon maka kondisi klasik ini terbawa hingga ke jenjang perguruan tinggi. Mungkin dengan sedikit pemancingan (ada salah satu yang aktif) maka kelas akan bisa menjadi sedikit lebih aktif. Dan begitu selanjutnya dengan proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar